MAKALAH TENTANG ENDOMETRIOSIS
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen pembimbing : Leny Agustin S.Kep Ns
KELOMPOK 6
Oleh
:
Heradatul
Hasanah
Dayu Lischa Sadana
Avis
Dwi Priyatna
PRODI DIII KEPERAWATAN
U N I V E R S I T A S B
O N D O W O S O
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah YME karena dengan rahmat dan hidayahnyalah kita semua dalam keadaan sehat
walafiat,sholawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW,karena beliaulah yang membawa kita dari jaman kegelapan menuju
jaman terang benderang seperti yang saat ini kita rasakan.
Ucapan terimakasih juga penulis
ucapkan kepada :
1. Yuana
Dwi Agustin, S.KM, M.Kes selaku kepala prodi DIII keperawatan Universitas
Bondowoso
2. Leny Agustin S.kep Ns
selaku dosen pembimbing
3. Dan
semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini
Penulis sadar
bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kesalahan dan kekurangan oleh
karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis
dapat menjadi lebih baik
Bondowoso, 3Juli2015
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang............................................................................................ 4
1.2 Rumusan
masalah....................................................................................... 7
1.3 Tujuan......................................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASA
2.1 Definisi
Endomitrisosis.............................................................................. 8
2.2 Klasifiksai Endomitriosis............................................................................ 9
2.3 Etiologi
...................................................................................................... 10
2.4 Patofisiologi................................................................................................
12
2.5 Manifestasi Klinis.......................................................................................
14
2.6 Pemeriksaan
Penunjang..............................................................................
15
2.7 Penatalaksaan
............................................................................................ 16
2.8 Asuhan
Keperawatan ................................................................................ 19
2.9 Woc............................................................................................................
20
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................................. 21
3.2
Saran......................................................................................................... ..21
Daftar
pustaka................................................................................................
22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infertilitas
merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.Namun
sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertil
untuk memperoleh anak.Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan
sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada
kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai
kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah
ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.
Menurut
catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya,
adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%,
endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini
berarti sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh
gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
Beberapa
wanita terkejut ketika dokter menyebutkan diagnosa endometriosis yang merupakan
salah satu penyebab infertilitas, namun tidak mengetahui dengan jelas apa
sebenarnya endometriosis tersebut. Endometriosis paling sering terjadi pada
usia reproduksi. Insidensi yang pasti belum diketahui, namun prevalensinya pada
kelompok tertentu cukup tinggi.
Misalnya,
pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan endometriosis
sebanyak 0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas yang belum diketahui
penyebabnya ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%; sedangkan pada wanita
dengan infertilitas sekunder ditemukan endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan
prevalensi endometriosis akan terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun
endometriosis dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan
pula endometriosis pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu, untuk
setiap nyeri haid baik pada usia remaja, maupun pada usia menopause perlu
dipikirkan adanya endometriosis.
Endometriosis
selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang
meningkat.Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua operasi pelvik.
Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang negro, dan lebih sering
didapatkan pada wanita-wanita yang berasal dari golongan sosio-ekonomi yang
kuat. Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan
pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak
anak.Ternyata fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi
kehamilan, memegang peranan penting di dalam terjadinya endometriosis.
Angka
kejadian endometriosis yang terjadi pada infertilitas menurut Ali Badziad,
1992, adalah sebesar antara 20-60 %.
Pada
infertilitas primer angka kejadian endometriosis yang terjadi sebesar 25%,
sedangkan pada infertilitas sekunder angka kejadiannya sebesar 15%. Sedangkan
angka kejadian endometriosis yang dilaporkan oleh Speroff adalah 3-10% terjadi
pada wanita usia produktif, dan antara 25-35 terjadi pada wanita infertil.
Sedangkan di Indonesia endometriosis ditemukan kurang lebih 30% pada wanita
infertil. Menurut William dan Pratt kejadian Endometriosis pada seluruh
laparatomi dari berbagai indikasi ditemukan sebesar 11,87%
Berdasarkan
penjelasan di atas besar persentase kasus endometriosis pada wanita mendasari
study kasus ini untuk mengkaji lebih dalam mengenai salah satu penyebab dari
infertilitas.
1.2 Rumusan masalah
1
Apa yang dimaksud dengan
Endometriosis ?
2
Bagaimana Klasifikasi pada
Endomitriosis.?
3
Apa etiologi dari Endometriosis ?
4
Bagaimana patofisiologi pada Endomitriosis ?
5
Apa Manifestasi Klinis dari
Endometriosis ?
6
Apa saja pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan pada kasus endometriosis.?
7
Bagaimanakah cara penanganan
Endometriosis?
8
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada
Kasus Endomitriosis ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari
Endomitriosis.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari
endometriosis.
3. Untuk mengetahui etiologi dari
endometriosis.
4. Untuk mengetahui bagaimana
patofisiologi pada endometriosis.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis
dari endometriosis.
6. Untuk mengetahui apa saja
pemerikasaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus endometriosis.
7. Untuk mengetahui bagaimana cara
pennganan pada endometriosis.
8. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan
keperawatan pada endometriosis.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Endomitriosis.
Endometriosis
merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan
jaringan endometrium di luar uterus.Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di
ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di
apendiks, colon, ureter dan pelvis.
Endometriosis
adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh
di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di
dalam lapisan rahim.
Endometriosis
dicerminkan oleh keberadaan dan pertummbuhan jaringan endometrium diluar
uterus.
Endometriosis
adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih dapat berfungsi
terdapat diluar kavum uteri.
2.2 Klasifikasi Endomitriosis.
Berdasarkan
visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis dilakukan
penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium
dan densitas dari perlekatan.Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari
skoring yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi
endometriosis.Nilai 1-4 adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium
II), 16-40 adalah sedang (stadium III) dan lebih dari 40 adalah berat (stadium
IV) (Rusdi, 2009).
Tabel 1. Derajat endometriosis
berdasarkan skoring dari Revisi AFS
Endometriosis
|
<1cm
|
1-3 cm
|
>1cm
|
||
Peritoneum
|
Permukaan
|
1
|
2
|
4
|
|
Dalam
|
2
|
4
|
6
|
||
Ovarium
|
Kanan
|
Permukaan
|
1
|
2
|
4
|
Dalam
|
4
|
16
|
20
|
||
Kiri
|
Permukaan
|
1
|
2
|
4
|
|
Dalam
|
4
|
16
|
20
|
||
Perlekatan kavum douglas
|
Sebagian
|
Komplit
|
|||
4
|
40
|
||||
Ovarium
|
Perlekatan
|
<1/3
|
1/3-2/3
|
>2/3
|
|
Kanan
|
Tipis
|
1
|
2
|
4
|
|
Tebal
|
4
|
8
|
16
|
||
Kiri
|
Tipis
|
1
|
2
|
4
|
|
Tebal
|
4
|
8
|
16
|
||
Tuba
|
Kanan
|
Tipis
|
1
|
2
|
4
|
Tebal
|
4
|
8
|
16
|
||
Kiri
|
Tipis
|
1
|
2
|
4
|
|
Tebal
|
4
|
8
|
16
|
Lebih jelasnya kita melihat lapisan endometrium yang normal.
- Endometriosisgenetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.
- Endometriosis eksterna, yaitu endometriosisyang letaknya di dinding belakang uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium.
- Endometriosisgenetalia eksterna, yaitu endometriosisyang letaknya di pelvio peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.
2.3 Etiologi Endomitriosis.
Ada beberapa faktor resiko penyebab
terjadinya endometriosis, antara lain:
1) Wanita usia
produktif ( 15 – 44 tahun )
2) Wanita yang
memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
3) Menstruasi
yang lama (>7 hari)
4) Peningkatan
jumlah estrogen dalam darah
5) Keturunan :
memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
6) Memiliki
saudara kembar yang menderita endometriosis
7) Terpapar
Toksin dari lingkungan Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan
kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.
Teori paling
banyak diterima ialah migrasi trans tuba atau menstruasi retrogrand. Menurut
teori ini, jaringan endometrium diregurgitasi dari uterus selama menstruasi ke
tuba falopii dan kedalam rongga peritoneum, dan organ-organ lain.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
1) Teori menstruasi
retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
Sel-sel
endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba
falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga
panggul/perut.
2) Teori sistem
kekebalan
Kelainan
sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
3) Teori genetik
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
2.4 Patofisiologi Endomitriosis.
Endometriosis
dipengaruhi oleh faktor genetik.Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan
yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini
juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita
tersebut.
Gangguan
menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem
hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen
dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama
halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan
tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor
penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan
mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan
makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor
pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan
perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan
endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial.
Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju
ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium
merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.
Sel
endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel
endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan
menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun
lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus
endokrin normal.Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen
dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami
perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron
lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan
terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan
di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri
saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis
akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan
nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang
terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan
seks.Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii.
Adhesi di
uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba
fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke
uterus menjadi terhambat.Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil
pada endometriosis.
2.5 Manifestasi Klinis.
Tanda dan gejala endometriosis
antara lain :
1. Nyeri :
a) Dismenore
sekunder
b) Dismenore
primer yang buruk
c) Dispareunia
d) Nyeri
ovulasi
e) Nyeri pelvis
terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen
bawah selama siklus menstruasi.
f) Nyeri akibat
latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
g) Nyeri pada
saat pemeriksaan dalam oleh dokter
2. Perdarahan
abnormal
a) Hipermenore
b) Menoragia
c) Spotting
sebelum menstruasi.
d) Darah
menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir
menstruasi
3.
Keluhan buang air besar dan buang
air keci
a) Nyeri
sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
b) Darah pada
feces
c) Diare,
konstipasi dan kolik
2.6 Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk
membuktikan adanya endometirosis, antara lain:
1.
Uji serum
a) CA-125
b) Sensitifitas
atau spesifisitas berkurang
c) Protein
plasenta 14
Mungkin
meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai
klinis tidak diperlihatkan
d) Antibodi
endometrial
e) Sensitifitas
dan spesifisitas berkurang
2.
Teknik pencitraan
a) Ultrasound
Dapat
membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11%
b) MRI
90% sensitif
dan 98% spesifik
c) Pembedahan
Melalui
laparoskopi dan eksisi
2.7 Penanganan Endomitriosis.
Penanganan endometriosis terdiri
atas pencegahan, pengawasan saja, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi
1. Pencegahan
Meigh
berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk
endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada
waktu dah sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang
endometriosis.Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama,
dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan mendapat anak-anak yang diinginkan
dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sikap
demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhadap endometrisis,
melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis
timbul.Selain itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan
kerokan pada waktu haid, oleh karena itu dapat menyebabkan mengalirnya darah
haid dari uterus ke tuba dan rongga panggul.
2. Observasi
dan Pemberian Analgetika
Pengobatan
ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita dengan gejala-gejala dan
kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang sudah agak berumur, pengawasan itu
bisa dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala-gejala
endometriosis hilang sendiri.
Sikap yang
sama dapat diambil pada wanita yang lebih muda, yang tidak mempunyai persoalan
tentang infertilitas, akan tetapi pada wanita yang ingin mempunyai anak, jika
setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap infertilitas dan diambil sikap yang lebih aktif.
Pada
observasi seperti yang diterangkan, harus dilakukan pemeriksaan secara periodik
dan teratur untuk meneliti perkembangan penyakitnya dan jika perlu
mengubah sikap ekspektatifnya. Dalam masa observasi ini dapat diberi pengobatan
paliatif berupa pemberian analgetika untuk mengurangi rasa nyeri.
3.
Terapi Hormonal
Obat-obatan yang biasa digunakan
untuk mengobati endometriosis
Obat
|
Efek
samping
|
Pil KB
kombinasi estrogen-progestin
|
Pembengkakan
perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu makan, pembengkakan pergelangan
kaki, mual, perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, trombosis vena dalam
|
Progestin
|
Perdarahan
diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana hati, depresi, vaginitis
atrofika
|
Danazole
|
Penambahan
berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan rambut, hot flashes, vagina
kering, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara 2
siklus, payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan fungsi hati,
sindroma terowongan karpal
|
Agonis
GnRH
|
Hot
flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan suasana hati
|
4.
Pembedahan
Ada 2 macan yaitu :
1.
Konservatif
a.
Laparatomi
b.
Laparaskopi
2.
Radikal
a. Laparoskopi
mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan Laparotomi, yakni
1. Lama tinggal
dirumah sakit lebih pendek yaitu sekitar 2 hari, jika dilaparotomi
sekitar 5 hari.
2. Kembalinya
aktivitas kerja lebih cepat, Normalnya penderita dapat kembali sepenuhnya 7-10
hari, jika dilaparotomi 4-6 minggu.
b. Ongkos
perawatan lebih murah.
c. Pembedahan
radikal dilakukan pada wanita dengan endometriosis yang umurnya hampir 40 tahun
atau lebih dan yang menderita penyakit yang luas disertai banyak keluhan.
Operasi yang paling radikal adalah histerektomi total, salpingo-ooferektomi
bilateral, dan pengangkatan semua sarang-sarang endometriosis yang ditemukan.
Akan tetapi pada wanita kurang dari 40 tahun dapat dipertimbangkan untuk,
meninggalkan sebagian dari jaringan ovarium yang sehat. Hal ini
mencegah jangan sampai terlalu cepat timbul gejala-gejala pramenopause dan
menopause dan juga mengurangi kecepatan timbulnya osteoporosis.
d. Radiasi
Pengobatan
ini bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium, terapi cara ini tidak
dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap pembedahan.
2.8
Asuhan
Keperawatan.
Pengkajian
Identtas
lengkap
a. Riwayat
Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
1. Dysmenore primer ataupun sekunder
2.Nyeri saat latihan fisik
3.Dispareunia
4.Nyeri ovulasi
5.Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
1. Dysmenore primer ataupun sekunder
2.Nyeri saat latihan fisik
3.Dispareunia
4.Nyeri ovulasi
5.Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
a. Riwayat
kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.
b. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.
Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.
4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.
b. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.
Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.
4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit
Kriteria Hasil :
• Klien mengekspresikan penurunan nyeri/ ketidaknyamanan
• Klien tampak rileks, dapat tidur dan istirahat dengan tepat
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit
Kriteria Hasil :
• Klien mengekspresikan penurunan nyeri/ ketidaknyamanan
• Klien tampak rileks, dapat tidur dan istirahat dengan tepat
2.9 Woc
BAB 3
PENUTUP
3.1 . Kesimpulan
Endometriosis
merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan
jaringan endometrium di luar uterus.Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di
ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di
apendiks, colon, ureter dan pelvis.
Penyebabnya
tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
1. Teori
menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
2. Teori
sistem kekebalan
3. Teori
genetik
3.2 Saran
Dengan
adanya makalah ini yang berisikan tentang pengertian, klasifikasi, penyebab,
patofisiologi, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang, dan penanganan.
Penulis
sadar bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, jadi penulis
pemakalah sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca guna untuk pembuatan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Clinical
Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams &Wilkins :
Philadelphia
Irene M. Bobak, dkk.2004, Keperawatan Maternitas. EGC:
Jakarta
Sarwono Prawirohardjo, 1999. Ilmu kandungan, Bina
Pustaka : Jakarta
Scott, R James, dkk. 2002.
Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta
No comments:
Post a Comment