CONDILOMA AKUMINATA
DOSEN : Leni
Agustin S.kep Ns
DISUSUN
OLEH :
1.Ginanjar Suhartono
2.Linda Ulviana
Program Studi DII Keperawatan
Universitas Bondowoso
T.A 2015 - 2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang
telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul”CONDILLOMA AKUMINATA ”.Kami
menyadari, banyak kekurangan yang ditemukan dalam penulisan makalah ini,
sehingga kami dengan tengan terbuka menerima kritikan dan saran untuk kebaikan
makalah ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.Kami juga memohon maaf seandainya terjadi kesalahan yang
sengaja ataupun yang tidak disengaja terjadi dalam penulisan makalah.
Bondowoso
30 Juni 2015
Penulis
BAB I
1.1 Pendahuluan
Virus alami dari genital warts,veneral warts,verucca
vulgaris,jengger ayam,kutil kelamin,pertama kali dikenal tahun 1907 oleh
ciuffo.Dengan berkembangnya tekhnologi biologi mukuler Human papillomavirus
(HVP)diidentifikasi sebagai penyebab condiloma akuminata.
Kondiloma
adalah kutil yang berlokasi di daerah genital dan merupakan penyakit
menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat
terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit.Biasanya lebih
banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang
berlebihan dari vagina.Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan
sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan purulen pada belahan –
belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu, kuning pucat atau
merah muda.
Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan
yang berbentuk bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang
sampai membentuk kelompok.yang berkembang terus ditularkan secara seksual.
Kondiloma akuminata dijumpai pada
berbagai
bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang
rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva,
serviks, pada perineum atau sekitar anus.
Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah,
bisa tersebar multifocal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah
maupun ukurannya.Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan
normal dan anatomi pada genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah
frenulum, korona,glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.
Penularan penyakit menular seksual umumnya adalah
melalui hubungan seksual, sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah,
jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lain-lain.
Di Amerika Serikat cenderung meningkat 4-5 kali
lipat dalam dua dekade terakhir, insidensi tertinggi pada wanita usia 20-30
tahun. Setiap tahun ada 500.000-1.000.000 kasus baru yang ditemukan di Amerika
Serikat. Laporan lain telah mencatat bahwa prevalensi penyakit ini empat kali
lebih tinggi dalam dua dekade terakhir ini. Laporan dari klinik penyakit
menular seksual (PMS) di Inggris, bahwa jumlah kasus baru meningkat dua kali
lipat dalam dekade terakhir ini.Di negara Hongkong penyakit ini menduduki peringkat
kedua PMS, dan akhir-akhir ini insidensi penyakit ini meningkat terus.Data
rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit ini menduduki peringkat
ketiga diantara penyakit penular seksual, sesudah uretritis gonore dan non
gonore.
Condyloma
accuminatum [Kondiloma akuminata ] juga dikenal sebagai:
1.
Kutil kelamin
2.
Kutil kemaluan
3.
Kutil genital (kutil genitalia)
4.
Genital warts
5.
Veruka akuminata
6.
Venereal wart
7.
Jengger ayam
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu kondilomata akuminata ?
2.
Apa penyebab kondilomata akuminata ?
3.
Bagaimana Etiologi kondilomata akuminata ?
4.
Bagaimana patofisiologinya kondilomata akuminata ?
5.
Apa saja bentuk kondilomata akuminata ?
6.
Bagaimana gejala klinis kondilomata akuminata ?
7.
Bagaimana cara penegakan diagnosis kondilomata akuminata ?
8.
Bagaimana cara penatalaksanaan kondilomata akuminata ?
9.
Bagaimana prognosis kondilomata akuminata ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui apa itu kondilomata akuminata
?
2.
Mengetahui apa penyebab kondilomata
akuminata ?
3.
Mengetahui bagaimana Etiologi
kondilomata akuminata ?
4.
Mengetahui bagaimana patofisiologinya
kondilomata akuminata ?
5.
Mengetahui apa saja bentuk kondilomata
akuminata ?
6.
Mengetahui bagaimana gejala klinis
kondilomata akuminata ?
7.
Mengetahui bagaimana cara penegakan
diagnosis kondilomata akuminata ?
8.
Mengetahui bagaimana cara
penatalaksanaan kondilomata akuminata ?
9.
Mengetahui bagaimana prognosis
kondilomata akuminata ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kondiloma
akuminata adalah:
1.
Tumor pada genitalia yang ditemukan pada laki-laki maupun perempuan dan
bersifat lunak seperti jengger ayam.
2.
Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah
genitalia (kelamin)
3.
Penyakit Menular Seksual disebabkan infeksi virus papiloma human (VPH) tipe 6
dan 11.
Pertumbuhan
nya mula – mula kecil, kemudian cenderung berkelompok dan menyatu membentuk
suatu benjolan yang besar yang menyerupai bunga kol ( seperti jengger ayam atau
brokoli ).
Kandiloma akuminatum adalah vegetasi oleh virus
papilloma humanus ( VPH ) tipe tertentu , bertangkai dan permukaannya
berjonjot.
Kondiloma akuminata ( KA ) adalah infeksi menular
seksual yang disebabkan oleh virus pailoma humanus (VPH) tipe tertentu dengan
kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa .
2.2 Penyebab
Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human
Papilloma Virus (HPV). HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan
(jengger ayam).HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat).HPV
tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas
pada kelamin).Masa inkubasi Kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan
(rata-rata 2-3 bulan).VPH (virus papiloma humanus) masuk ke dalam tubuh melalui
mikrolesi pada kulit, sehingga kondiloma akuminata sering timbul di daerah yang
mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual.Pada pria, tempat yang sering
terkena adalah glans penis, sulkus koronarius, frenulum dan batang penis,
sedang pada wanita adalah fourchette posterior, vestibulum, dll.
2.3 Etiologi
Virus papilloma humanus ( VPH ) , virus DNA yang
tergolong dalam family papova . Tipe yang ditemui adalah tipe 6 , 11 , 16 , 18
, 30 , 31 , 33 , 35 , 39 , 41 , 42 , 44 , 51 , 52 , dan 56 . Tipe 6 dan 11
sering dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepithelial serviks
ringan . Tipe 16 dan 18 mempunyai potensi keganasan yang tinggi dan sering
dijumpai pada kanker serviks . Sampai saat ini sudah dapat diidentifikasikan 80
tipe virus papilloma humanus .
VPH adalah virus DNA yang merupakan virus
epiteliotropik ( menginfeksi epitel ) dan tergolong dalam family Papovaviridae.
Dengan menguunakan cara hibridasi DNA , sampai saat ini telah dapat diisolasi
lebih dari 100 tipe VPH , namun yang dapat menimbulkan KA sekitar 23 tipe .
VPH belum dapat dibiak dalam kultur
sel (
in vitro ) sehingga penelitian
terhadap virus tersebut sangat .
telah diketahui bahwa ada hubungan antara infeksi
VPH tipe tertentu pada genital dengan terjadinya karsinoma serviks .
Berdasarkan kemungkinan terjadinya displasisa epitel dan kegansan maka VPH
dibagi menjadi VPH yang mempunyai risiko rendah ( Low Risk ) dan VPH yang
mempunyai resiko tinggi ( High Risk ) VPH tipe 6 dan tipe 11 paling sering
ditemukan pada KA yang eksofitik dan pada dysplasia derajat rendah ( Low
Risk ) . Sedangkan VPH tipe 16 dan
18 sering ditemukan pada dysplasia derajat tinggi dan keganasan ( High
Risk ) .
2.4 Patofisiologi
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh
HPV.Hal ini berpenetrasi melalui kulit dan menyebabkan mikro abrasi mukosa.
Fase virus laten dimulai dengan tidak ada tanda atau gejala dan dapat berakhir
hingga 1 bulan dan 1 tahun. Mengikut fase laten, produksi DNA virus, kapsid dan
partikel dimulai. Sel Host menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis
koilocytosis dari kondiloma akuminata.Area yang paling sering terkena adalah
penis, vulva, vagina, serviks, perineum dan perineal.Lesi mukosa yang tidak
biasa adalah di oropharynx, larynx, dan trachea telah dilaporkan. HPV-6 bahkan
telah dilaporkan di area lain yang tidak biasa (ekstremitas). Lesi simultan
multiple juga sering dan melibatkan keadaan subklinis sebagaimana anatomi yang
berdifferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis telah ditegakkan dalam membawa
keadaan infeksi dan potensi akan onkogenik.
VPH masuk kedalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit
sehingga kondiloma akuminatum sering timbul pada daerah yang mudah mengalami
trauma pada saat hubungan seksual .
2.5Kondiloma akuminata
dibagi dalam 3 bentuk:
1.
Bentuk akuminata
Terutama
dijumpai pada daerah lipatan dan lembab.Terlihat vegetasi bertangkai dengan
permukaan berjonjot seperti jari.Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi
yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol.Lesi yang besar ini sering
dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau
pada keadaan imunitas terganggu.
2.
Bentuk papul
Lesi
bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti
batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum.Kelainan
berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar
secara diskret.
3.
Bentuk datar
Secara
klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak
tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam
asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
2.6Gejala Klinis
a.
Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel
(banyak) dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam.
b.
Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder berwarna
kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap.
c.
Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada pria,
misalnya di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara
uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, misalnya di:
vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang
pada porsio uteri.
Masa inkubasi berlangsung antara 1 – 8 bulan ( rata
- rata 2 - 3 bulan )
Terutama
mengenai daerah lipatan yang lembab , misalnya daerah genetalis eksterna . Pada
pria dapat mengenai perineum , sekitar anus , sulkus koronarius , glans penis ,
muara uretra eksterna , korpus dan pangkal penis . Pada wanita didaerah vulva
dan sekitarnya , introitus vagina , kadang - kadang pada portio uteri . Adanya
fluor albus dan kehamilan dapat mempercepat pertumbuhan penyakit .
Jika telah lama agak kehitaman , permukaannya berjonjot
( papilomatosa ) dan jika besar dapat dilakukan percobaan sondase . Bila timbul
infeksi sekunder warna akan menjadi keabu - abuan dan berbau tidak enak . Giant
Condyloma pernah dilaporkan menimbulkan keganasan sehingga harus dilakukan
biopsy .
Masa inkubasi KA berlangsung antara 1 - 8 bulan (
rata – rata 2 - 3 bulan ). VPH masuk ke
dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit , sehingga KA sering timbul di daerah
yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual .
Pada pria tempat sering terkena adalah glans penis ,
sulkus koronarius , frenulum dan batang penis , sedang pada wanita adalah
fourchette posterior, vestibulum .
Untuk
kepentingan klinis maka KA dibagi menjadi dalam 3 bentuk , yaitu :
1.Bentuk
akuminata
2.Bentuk
papul
3.Bentuk
datar ( flat )
Meskipun demikian perlu diingat bahwa tidak ada
batasan yang jelas antara ke tiga bentuk tadi dan sering pula dijumpai bentu -
bentuk peralihan .
2.7Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis.
Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan:
1.
Tes asam asetat
Bubuhkan
asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa menit
lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi
di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).
2.
kolposkopi
Merupakan
tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan.Pemeriksaan ini terutama
berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata subklinis, dan kadang-kadang
dilakukan bersama dengan tes asam asetat.
3.
Histopatologi
Pada
kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya akan
memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang memanjang
dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma.
Diagnosis
Banding
1.
Kondiloma lata atau kondiloma latum (pada sifilis).
2.
Moluskum kontagiosum.
3.
Veruka vulgaris.
4.
Karsinoma sel skuamos
5.
Rhabdomyolysis
Masalah
lain yang dipertimbangkan
a.
Bowen disease
b.
Condyloma lata
c.
Darier disease
d.
Fibroepitheliomas
e.
Hailey-Hailey disease
f.
Neoplasia
g.
Nevi
h.
Pearly penile papules
i.
Squamous cell carcinoma in situ
j.
Vulvar neurofibromatosis
k.
Vulvar vestibular papillae
2.8Penatalaksanaan
Dapat dilakukan dengan kemoterapi , bedah listrik ,
bedah beku , bedah scalpel , laser CO2 , interferon , dan imunoterapi .
Pemilihan cara pengobatan bergantung pada besar , lokalisasi , jenis dan jumlah
lesi serta keterampilan dokter yang melakukan pengobatan .
Secara
kemoterapi , dapat diberikan :
a.
Tingtur Podifilin 15 - 25 % . Setelah melindungi kulit di sekitarnya dengan
vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi , oleskan tingtur pada lesi dan
biarkan selama 4 - 6 jam kemudian cuci .
Jika belum sembuh , dapat diulangi setelah 3 hari . Setiap kali pemberian
jangan melebihi 0,3 cc karena dapat bersifat toksik dengan gejala mual , muntah
, nyeri , abdomen , gangguan nafas , dll . Obat ini tidak boleh diberikan pada
wanita hamil .
b.
Asam triklorasetat 50 % dioleskan seminggu sekali , hati - hati karena dapat
menimbulkan ulkus yang dalam . Dapat diberikan pada wanita yang hamil .
c.
5-fluorourasil 1 - 5 % dalam krim , terutama untuk lesi pada meatus uretra .
Diberikan setiap hari sampai lesi hilang , sebaiknya tidak misksi selama 2 jam
setelah pengobatan .
Ada beberapa cara pengobatan KA , yaitu kemoterapi ,
tindakan bedah dan imunutropi . Pemilihan cara pengobatan yang dipakai
tergantung pada besar , lokalisasi , jenis dan jumlah lesi , serta keterampilan
dokter yang melakukan pengobatan .
a.
Kemoterapi
1.
Tinkutra podofilin 10 % - 25 % . Setelah melindungi kulit di sekitarnya dengan
vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi , oleskan tingtur pada lesi dan
biarkan selama 4 - 6 jam kemudian cuci .
Jika belum sembuh , dapat diulangi setelah 3 hari . Setiap kali pemberian
jangan melebihi 0,3 cc karena dapat bersifat toksik dengan gejala mual , muntah
, nyeri , abdomen , gangguan nafas , dll . Obat ini tidak boleh diberikan pada
wanita hamil .
2.Podofilotoksin
( podofiloks ) bahan ini merupakan zat aktif yang terdapat di dalam podofilin .
Setelah pemakaian podofiloks , dalam beberapa hari akan terjadi destruksi pada
jaringan KA. Reaksi iritasi pada pemakaian podofiloks lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan podofilin dan reaksi sistemik belum pernah dilaporkan .
Obat ini dapat dioleskan sendiri oleh penderita sebanyak dua kali sehari selama
tiga hari berturut - turut .
3.
Asam triklorasetat 50 % dioleskan seminggu sekali , hati - hati karena dapat
menimbulkan ulkus yang dalam . Dapat diberikan pada wanita yang hamil .
4.
5-fluorourasil 1 - 5 % dalam krim , terutama untuk lesi pada meatus uretra .
Diberikan setiap hari sampai lesi hilang , sebaiknya tidak misksi selama 2 jam
setelah pengobatan .
b.
Tindakan bedah
1.Bedah
scalpel
2.Bedah
litrik
3.Bedah
beku ( N2 cair N2O cair )
4.Bedah
laser ( CO2 )
c.Interferon
Pemberiannya dalam bentuk suntikan ( intramuscular
atau intralesi ) atau bentuk krim , dan dapat diberikan bersama pengobatan yang
lain . Secara klinis terbukti bahwa interferon alfa , beta , dan gama
bermanfaat dalam pengobatan infeksi VPH . Dosis interferon alfa yang diberikan
adalah 4 - 6 kali IU intramuscular , 3 kali seminggu selama 6 minggu .
Interferon beta diberikan dengan dosis 2 kali 10 mega IU intramuscular selama
10 hari berturut - turut .
d.Immunoterapi
Pada
penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadapn pengobatan dapat
diberikan pengobatan bersama immunodulator .Salah satu obat yang saat ini
sering dipakai adalah Imiquimod. Imiquimod dalam bentuk krem , dioleskan 3 x
seminggu , paling lama 16 minggu . Dicuci setelah 6 – 8 jam pemakaian .
1.
Tutul (olesi sedikit) dengan tinctura podofilin 20-25% (ini tidak boleh
diberikan pada wanita hamil, karena dapat terjadi kematian fetus/janin).
2.
Pada wanita hamil, tutul dengan asam triklorasetat (TCA) 80-90%. Atau digunakan
larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu.
3.
Salep 5-fluorurasil 1-5% diberikan setiap hari sampai lesi hilang.
4.
Bedah listrik (elektrokauterisasi).
5.
Bedah beku dengan nitrogen cair.
6.
Bedah skalpel.
7.
Laser karbondioksida.
8.
Interferon (suntikan i.m. atau intralesi) atau topikal (krim).
a.
Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU i.m. 3 x seminggu selama 6 minggu
atau
dengan
dosis 1-5 mU i.m. selama 6 minggu.
b.
Interferon beta diberikan dengan dosis 2x10 g unit i.m. selama 10 hari
berturut-turut.
9.
Pada pria yang tidak dikhitan (disunat) dapat dilakukan eksisi dan sirkumsisi
(khitan).
2.9Prognosis
Penyakit ini dapat disembuhkan total, namun kadang –
kadang dapat kambuh setelah pengobatan karena adanya infeksi ulang atau
timbulnya penyakit yang masih laten. Mengingat virus ini juga meningkatkan
resiko terjadinya penyakit kanker serviks [kanker mulut rahim], maka jika
memang seseorang sudah positif terkena kondiloma akuminata sebaiknya dilakukan
test pap smear juga. Test ini juga dianjurkan bagi wanita paling tidak setiap 1
tahun setelah aktif secara seksual.
a.
Mortalitas merupakan hal sekunder terhadap perubahan maligna menjadi karsinoma
pada pria dan wanita.
b.
Infeksi HPV tampak untuk menjadi lebih sering dan memburuk pada pasien dengan
variasi tipe defisiensi imun. Angka rekurensi, ukuran, ketidaknyamanan dan
risiko dari perkembangan onkologis merupakan yang tertinggi di antara pasien
ini.Infeksi sekunder adalah hal yang tidak biasa.
c.
Kesakitan laten menjadi lebih aktif selama kehamilan. Vulva kondiloma akuminata
dapat berkaitan dengan parturitas.Trauma kemudian dapat muncul, menghasilkan
krusta atau eritema.Perdarahan telah dilaporkan pada lesi yang besar yang dapat
timbul selama kehamilan.
c.
Pada pria, perdarahan telah dilaporkan sesuai datarnya meatus uretra penis,
biasanya dikaitkan dengan HPV-16. Akhirnya, obstruksi uretra akut pada wanita
juga dapat timbul.
d.
Kedua jenis kelamin dapat rentan terhadap infeksi.
e.
Penyakit tambahan dapat menjadi lebih sering pada pria (dilaporkan pada 75%
pasien).
f.
Prevalensi adalah yang terbesar pada orang dengan usia antara 17-33 tahun,
dengan insidensi meningkat pada orang yang berusia 20-24 tahun.
g.
Merokok, kontrasepsi oral, pasangan seksual yang banyak, dan usia koitus awal
merupakan factor resiko dalam mendapatkan kondiloma akuminata.
h.
Umumnya, dua pertiga individu yang mempunyai kontak seksual dengan seorang
partner yang mempunyai kondiloma akuminata akan timbul lesi dalam waktu 3
bulan.
j.
Keluahan utama biasanya salah satu dari benjolan yang tidak nyeri, pruritus,
atau keluar cairan..
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
-
Kondiloma akuminata dapat mengenai permukaan mukokutaneus genitalia laki-laki
maupun perempuan; hubungan seksual merupakan cara penularan yang paling sering
terjadi. Infeksi ini paling sering timbul setelah usia pubertas; keberadaan
kondiloma akuminata pada anak-anak prapubertas harus membangkitkan kecurigaan
terhadap kemungkinan pelecehan seksual.
-
Morfologi makroskopiknya berupa tonjolan papilaris yang bersifat sesilis (padat
tanpa tangkai) atau pedunkulasi (bertangkai) dan sering mengenai daerah.sulkus
koronaria atau permukaan prepusium sebelah dalam.
-
Karakteristik histologiknya meliputi papillae stroma yang bercabang-cabang
serta ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis yang mengalariii hiperplasia dan
sering disertai dengan hiperkeratosis yang menonjol. Sering dijumpai vakuolasi
sel epitel superfisial (koilositosis) .Maturasi sel epitel terjadi secara
teratur sehingga berbeda dengan CIS.
-
Lesi bersifat jinak; lesi tersebut dapat timbul kembali karena terjadinya
infeksi HPV yang persisten.
3.2SARAN
Penulis
menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.Olehkarena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umum.
DAFTAR PUSTAKA
Asep
Sjaiful Daili , dkk. Infeksi Menular
Seksual Edisi 4.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta .EGC ;
2009 .
dr.Tamboyang
Jan, Patofisiologi Untuk Keperawatan .Penerbit
Buku Kedokteran . EGC ; 2007 .
Mansjoer
Arif , dkk. Kapita Selekta Kedokteran
Edisi ke 3.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .Jakarta : EGC ;2008 .
Ciri-Ciri
Orang Terkena Kondiloma Akuminata –
Waspada penyakit Kondiloma akuminata atau si kutil kelamin, penyakit yang
sangat berbaahaya dan sanagt menular. Perkembangbiakan virus yang cepat
sehingga jika tidak diatangani dengan baik akan berakibat fatal.
Condyloma acuminata
(kondiloma akuminata, genital warts, kutil kelamin) atau lebih dikenal dengan
istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin
karena bentuknya yang mirip Jengger Ayam pada condyloma yang luas, adalah
kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk mirip jengger
ayam, yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu.
Jika pembaca pernah melihat kutil (bahasa jawa: caplak, veruka), seperti itulah
bentuk condyloma acuminata. Hanya saja kutil tersebut letaknya di kelamin dan
sekitarnya.Bahkan dapat menyebar ke anus (condyloma anogenital).Gambar 1:
silahkan klik untuk melihat gambar condyloma acuminata di penis.
Ciri-Ciri
Orang Terkena Kondiloma Akuminata – Identifikasi HPV untuk pertama kali pada tahun 1907. Kini,
lebih 120 jenis subtype HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua type
dapat menyebabkan condyloma acuminata. Sekitar 90 % condyloma acuminata
diyakini berhubungan dengan type 6 dan type 11. Belasan tye lainnya dijumpai
pula pada penderita condyloma acuminata.Para ahli menengarai HPV type tertentu
memiliki kecenderungan onkogenk (potensial menjadi kanker), terutama type 16
dan type 18.
Penyebaran
Penyakit
Obat
Ampuh Kondiloma Akuminata ( Condyloma Acuminata ) – Penyebaran condyloma acuminata bersifat kosmopolitan,
artinya merambah ke seluruh belahan dunia tanpa memandang ras.
Berdasarkan
jenis kelamin, frekuensi kejadian antara pria dan wanita sama besarnya.
Sedangkan berdasarkan kelompok umur disebutkan bahwa condyloma acuminata lebih
sering dijumpai pada usia dewasa muda dan pada usia tigapuluhan. Hal ini
dikaitkan dengan peningkatan aktifitas seksual.( Gambar 2: silahkan klik
untuk melihat condyloma acuminata di vagina )
Penularan
dan Perjalanan Penyakit
Ciri-Ciri
Orang Terkena Kondiloma Akuminata
Obat Alami Kondiloma Akuminata HPV ditularkan melalui kontak langsung, dari
mulut ke organ kelamin, dari jari ke organ kelamin dan sebaliknya, serta
melalui hubungan seksual, sehingga condyloma acuminata dikelompokkan sebagai
Penyakit Menular Seksual (PMS, STD).
Bagaimana
mengenalinya ?
Masa
inkubasi condyloma acuminata berkisar antara 3 minggu sampai 8 bulan dengan
rata-rata 3 bulan.
Condyloma
acuminata relatif mudah dikenali karena bentuknya yang khas, mirip jengger
ayam, yakni kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk (berjonjot-jonjot) di organ
kelamin dan sekitarnya.Kutil-kutil kecil dapat bergabung membentuk kelompok
yang lebih besar mirip dengan bunga kol.
Pada
umumnya condyloma acuminata berwarna kemerahan, coklat kemerahan, keabu-abuan
hingga ada yang berwarna kehitaman.
Jika
mengalami infeksi sekunder (oleh garukan, gesekan atau sebab lain), condyloma
acuminata berubah warna menjadi kehitaman, mudah berdarah dan berbau tak sedap.
Pada
pria, tempat yang paling disukai (predileksi) Condyloma acuminata diantaranya:
gland penis (topi baja si cucakrowo), lekukan antara kepala dan batang penis
(sulkus koronarius), jaringan tipis di bawah ujung saluran kencing (frenulum),
batang penis dan adakalanya di sekitar anus.
Sedangkan
pada wanita, tempat yang paling digemari si Condyloma acuminata diantaranya:
labium (bibir vagina), vagina dan dapat juga mengenai serviks.
Seorang
dokter dapat mendiagnosa condyloma acuminata berdasarkan gejala klinis, yakni
dengan melihat bentuk dan predileksi kutil (jonjot-jonjot) pada area kelamin.
Jika
meragukan, maka akan dilakukan test sederhana menggunakan asam asetat 5% yang
dioleskan di permukaan kutil selama 3-5 menit. Pada condyloma acuminata maka
kutil akan berubah warna menjadi putih.
PENGOBATAN
Hingga
kini belum ada obat yang benar-benar memuaskan untuk menghilangkan HPV.
Pengobatan yang lazim dilakukan adalah untuk menghilangkan condyloma acuminata,
meliputi:
- Kemoterapi, yakni pengobatan menggunakan Tinctura Podofilin 25 %, Podofilotoksin 0,5 %, Asam Trikloroasetat 25 % – 50 % dan Krim 5-flurourasil 1-5 %. Pada wanita hamil digunakan obat Asam Trikloroasetat 25-50 % seminggu sekali hingga condyloma acuminata bersih.
- Tindakan Pembedahan, meliputi: Bedah scalpel (menggunakan pisau bedah), Bedah Listrik (elektrokauterisasi) dan Bedah Beku menggunakan Nitrogen cair. Bedah beku merupakan salah satu pilihan untuk pengobatan condyloma acuminata pada wanita hamil selain menggunakan Asam Trikloroasetat.
- Laser karbondioksida. Metode ini lebih sedikit meninggalkan jaringan parut ketimbang Bedah Listrik.
- Interferon. Dikenal 2 bentuk interferon, yakni interferon alfa (berbentuk suntikan dan krim) yang diberikan 3 kali seminggu selama 6 minggu dan interferon beta (suntikan) yang diberikan selama 10 hari.
- Imunoterapi. Metode pengobatan imunoterapi digunakan pada penderita dengan condyloma acuminata yang luas dan resisten (kebal) terhadap pengobatan lain.
Meski
mudah kambuh (residif), condyloma acuminata memiliki prognosis yang
baik.Artinya tidak berbahaya.
VAKSINASI
Saat
ini telah digunakan vaksin Papilloma virus (Gardasil) yang ditujukan untuk
pencegahan kanker serviks. Adapun untuk pencegahan terhadap condyloma acuminata
oleh HPV type 6 dan type 11, vaksin Gardasil diberikan pada anak laki-laki, pria
dewasa dan wanita usia 9-26 tahun.
PENCEGAHAN
HPV
Secara
garis besar, upaya pencegahan terhadap penularan HPV dapat dilakukan dengan:
- Menjaga hygiene organ genital.
- Menghindari gonta-ganti pasangan.
- Penggunaan pengaman (kondom) ditengarai tidak menjamin terjadinya penularan. Namun demikian tetap dianjurkan menggunakan pengaman (kondom) jika memiliki pasangan dengan riwayat condyloma acuminata.
- Dianjurkan untuk tidak berhubungan intim selama masa pengobatan hingga pengobatan selesai dan benar-benar dinyatakan aman oleh dokter yang merawat.
Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh Human Papiloma Virus tipe tertentu, bertangkai, dan permukaannya berjonjot.Tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu tipe 16 dan 18.tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan.
Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena:
- Tidak enak dilihat,
- Bisa terinfeksi bakteri
- Bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan.
Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah virus papilloma.Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau kerongkongan.Gejala Klinis
Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembap.Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak disunat).Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan kulit di sekeliling vagina.Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur.Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai pembengkakan kecil yang lembut, lembap, berwarna merah atau pink.Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai.Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Pada wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya meradang, pertumbuhan kutil ini sangat cepat.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.Kutil yang menetap bisa diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk meyakinkan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan.Wanita yang memiliki kutil di leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan Pap-smear secara rutin.Pengobatan
Kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal.Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil.Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya dan sering gatal.Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil.Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik.Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan
No comments:
Post a Comment