Thursday, October 8, 2015

makalah tentang infertilitas



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Infertilitas adalah suatu kondisi tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur dalam waktu satu tahun.Mengingat faktor usia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan, maka bagi perempuan berusia 35 tahun atau lebih tentu tidak perlu harus menunggu selama 1 tahun. Minimal enam bulan sudah cukup bagi pasien dengan masalah infertilitas untuk datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dasar. Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun  telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun.

1.2     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari infertilitas ?
2.      Apa penyebab dari infertilitas ?
3.      Apa manifestasi klinis dari infertilitas ?
4.      Apa patofisiologi dari infertilitas ?
5.      Bagaimana  penatalaksanaan dari infertilitas ?
6.      Bagaimana pemeriksaan penunjang dari infertilitas ?
7.      WOC dari infertilitas ?
8.      Askep infertilitas ?
1.3          Tujuan
1.    Mengetahui definisi dari infertilitas
2.    Mengetahui penyebab dari infertilitas
3.    Mengetahui manifestasi klinis dari infertilitas
4.    Mengetahui patofisiologi dari infertilitas
5.    Mengetahui  penatalaksanaan dari infertilitas
6.    Mengetahui pemeriksaan penunjang dari infertilitas
7.    Mengetahui WOC  infertilitas
8.    Mengetahui Askep infertilitas
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1      Definisi
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun.
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.         Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b.         Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
2.2         Etiologi
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
A.  Pada wanita
a.    Gangguan organ reproduksi
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
b.    Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
c.    Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
d.   Endometriosis
e.    Abrasi genetis
f.     Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
g.    Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.


B.   Pada pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
a.    Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
b.    Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadiaAbnormalitas ereksi
c.    Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
d.   Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
e.    Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
f.     Abrasi genetik

2.3         Manifestasi klinis
A. WANITA
1.    Terjadi kelainan system endokrin
2.    Hipomenore dan amenore
3.    Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik.
4.    Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal.
5.    Wanita infertil dapat memiliki uterus
6.    Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi, atau tumor
7.    Traktus reproduksi internal yang abnormal

B. PRIA
1.    Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
2.    Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
3.    Riwayat infeksi genitorurinaria
4.    Hipertiroidisme dan hipotiroid
5.    Tumor hipofisis atau prolactinoma
6.    Disfungsi ereksi berat
7.    Ejakulasi retrograt
8.    Hypo/epispadia
9.    Mikropenis
10.          Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
11.          Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
12.          Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
13.          Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
14.          Abnormalitas cairan semen

2.4         Patofisiologi
A.      Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan,infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
B.       Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.

2.5         Pencegahan
a.    Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius ( steven RB, 1985)
b.    Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma. (Stven RB, 1985)
c.    Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosteron yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985)
d.   Berperilaku sehat (Dewhurst, 1997)

2.6         Penatalaksanaan
A. Wanita
a.    Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital
b.    Pemberian terapi obat, seperti;
1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
c.    GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
d.   Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
e.    Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
f.     Pengangkatan tumor atau fibroid
g.    Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

B. Pria
1.    Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2.    Agen antimikroba
3.    Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
4.    HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
5.    FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
6.    Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
7.    Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
8.    Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
9.    Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
10.    Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida


2.7         Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Fisik:
Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat ( seperti distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak sesuai ).
Pemeriksaan System Reproduksi
A. Wanita
a.    Deteksi Ovulasi
1.    Meliputi pengkajian BBT (basal body temperature )
2.    Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma.
b.    Analisa hormon
Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium – hipofisis – hipotalamus. Dengan pengambilan specimen urine dan darah pada berbagai waktu selama siklus menstruasi.
c.    Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina
d.   Uji pasca senggama
Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks ( 6 jam pasca coital ).
e.    Biopsy endometrium terjadwal
Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid.
f.     Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal.
g.    Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.

h.    Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin.
B. Pria
1.    Analisa Semen
2.    Parameter
3.    Warna Putih keruh
4.    Bau Bunga akasia
5.    PH 7,2 - 7,8
6.    Volume 2 - 5 ml
7.    Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
8.    Jumlah sperma 20 juta / ml
9.    Sperma motil > 50%
10.    Bentuk normal > 60%
11.    Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
12.    persentase gerak sperma motil > 60%
13.    Aglutasi Tidak ada
14.    Sel – sel Sedikit,tidak ada
15.    Uji fruktosa 150-650 mg/dl
16.    Pemeriksaan endokrin
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH, dan LH.
17.    USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula seminalis, atau seluran ejakulatori.
18.    Biopsi testis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis memakai metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi.

19.    Uji penetrasi sperma
20.    Uji hemizona.




2.9         ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFERTIL
A.  PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Termasuk data etnis, budaya dan agama
2. Riwayat kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita.
4. Pemeriksaan penunjang
B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d ketidaktahuan tentang hasil akhir proses diagnostic
2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas
3. Gangguan konsep diri; gangguan citra diri b.d perubahan struktur anatomis dan fungsional organ reproduksi
4. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping individu / keluarga b.d metode yang digunakan dalam investigasi gangguan fertilitas
5. Konflik pengambilan keputusan b.d terapi untuk menangani infertilitas, alternatif untuk terapi
6. Perubahan proses keluarga b.d harapan tidak terpenuhi untuk hamil
7. Berduka dan antisipasi b.d prognosis yang buruk
8. Nyeri akut b. d efek tes dfiagnostik
9. Efek tes diagnostic ketedakberdayaan b.d kurang control terhadap prognosis
10. Resiko tinggi isolasi social b.d kerusakan fertilitas, investigasinya, dan penataklaksanaannya

INTERVENSI
Diagnosa keperawatan: Gangguan konsp diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas
Kriteria hasil :
1.    Klien mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya
2.    Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertil
3.    Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil
4.    Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
5.    Mengidentifikasi aspek positif diri


BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali dalam seminggu dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi.
            Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat:
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
B. SARAN

No comments:

Post a Comment