BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pruritus
(gatal – gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering
dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan
perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor
rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate)
yang hanya ditemukan dalam kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner &
Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus
adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus,
kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998).
Pruritus
ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk
(Djuandha, Adhi, 1993 : 268).
Berdasarkan hal diatas maka penulis
tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Pruritus”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep
dari pruritus ?
2. Bagaimana
pengkajian dari pruritus ?
3. Bagaimana
diagnosa dari pruritus ?
4. Bagaimanakah
merencanakan tindakan keperawatan dari pruritus ?
5. Bagaimanakah
melakukan tindakan keperawatan dari pruritus ?
6. Bagaimanakah
melakukan tindakan keperawatan dari pruritus ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
2.
Tujuan khusus
a. Agar
mahasiswa/i mampu memahami konsep dari pruritus
b. Agar
mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian pada klien dengan pruritus.
c. Agar mahasiswa/i
mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan pruritus.
d. Agar mahasiswa/i mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
pruritus.
e. Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
pruritus.
f. Agar mahasiswa/i dapat melakukan evaluasi pada klien dengan pruritus.
BAB 2
TINJAUAN
TEORI
2.1 Definisi
Pruritus
Pruritus (gatal – gatal) merupakan
salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan
dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas
kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak
bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan
dalam kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus adalah iritasi kulit yang hebat merupakan
ciri khas pada beberapa tipe ikterus, kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff,
1998)
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan
menimbulkan rangsangan untuk menggaruk (Djuandha, Adhi, 1993 : 268).
2.2 Klasifikasi
1.
Pruritoceptive itch : akibat gangguan yang berasal
dari kulit. Misalnya, inflamasi, kering, dan kerusakan kulit.
2.
Neuropathic itch : akibat gangguan pada jalur aferen
saraf perifer atau sentral. Misalnya, pada herpes dan tumor.
3.
Neurogenic itch : tidak ada gangguan pada saraf maupun
kulit, namun terdapat transmitter yang merangsang gatal. Misalnya, morphin dan
penyakit sistemik (ginjal kronis, jaundice).
4.
Psikogenic itch : akibat gangguan psikologi. Misalnya,
parasitophobia.
2.3 Etiologi
Pruritus
dapatdisebabkanolehberbagaimacamgangguan.Secaraumum, penyebab pruritus
dapatdiklasifikasikanmenjadilimagolongan, yaitu:
1.
Pruritus
lokal
Pruritus lokaladalah pruritus yang terbataspada area
tertentuditubuh.Penyebabnyaberagam, beberapapenyebab pruritus lokal :
Kulitkepala :Seborrhoeic dermatitis, kuturambut.
Punggung :Notalgiaparaesthetica.
Lengan :Brachioradial pruritus.
Tangan :Dermatitis tangan.
2.
Gangguansistemik
Beberapagangguansistemikpenyebab pruritus, yaitu :
a)
Gangguanginjalsepertigagalginjalkronik.
b)
GangguanhatisepertiObstruksibiliarisintrahepatikaatauekstrahepatika.
c)
Endokrin/metabolikseperti diabetes,
hipertiroidisme, hipoparatiroidisme, dan myxoedema.
d) Gangguanpadadarahdefisiensiseng (anemia), polycythaemia, leukimialimfatik,
danhodgkin's disease.
3.
Gangguanpadakulit
Penyebab pruritus yang
berasaldarigangguankulitsangatberagam.Beberapadiantaranya, yaitu dermatitis
kontak, kulitkering, prurigonodularis, urtikaria, psoriasis, dermatitis atopic,
folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.
4.
Pajananterhadapfaktor tertentu
Pajanankulitterhadapbeberapafaktor,
baikberasaldariluarmaupundalamdapatmenyebabkan pruritus.Faktor yang
dimaksudadalah allergen ataubentukiritanlainnya, urtikariafisikal, awuagenic
pruritus, serangga, danobat-obatantertentu (topikal maupunsistemik; contoh: opioid, aspirin).
5.
Hormonal
2% dariwanitahamilmenderita pruritus
tanpaadanyagangguandermatologik.Pruritus
gravidarumdiinduksiolehestrogendanterkadangterdapathubungandengankolestasis.Pruritus
terutamaterjadipada trimester ketigakehamilan, dimulaipada abdomen ataubadan,
kemudianmenjadigeneralisata.Ada kalanya pruritus disertaidengananoreksi,
nausea, danmuntah. Pruritus akanmenghilangsetelahpenderitamelahirkan.
Ikteruskolestasistimbulsetelahpenderitamengalami pruritus 2-4 minggu.Ikterusdan
pruritus disebabkanolehkarenaterdapatgaramempedu di dalamkulit.Selainitu,
pruritus jugamenjadigejalaumumterjadi menopause.Setidaknya 50% orang berumur 70
tahunataulebihmengalami pruritus.Kelainankulit yang menyebabkan pruritus,
seperti scabies, pemphigoidnodularis, atau eczema grade
rendahperludipertimbangkanselaingangguansistemiksepertikolestasisataupungagalginjal.Padasebagianbesarkasus
pruritus spontan, penyebab pruritus
padalansiaadalahkekeringankulitakibatpenuaankulit.Pruritus
padalansiaberesponbaikterhadappengobatan emollient.
2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik
pruritus adalah tanda – tanda garukan dan ekskoriasi.
Pada garukan akut dapat timbul urtikaria, sedangkan garukan akut dapat timbul
urtika, sedangkan pada garukan kronik dapat timbul perdarahan kutan dan
likenifikasi. Garukan dengan kuku menyebabkan ekskoriasi linear pada kulit dan
laserasi pada kukunya sendiri. Keringanan perasaan gatal dengan garukan hanya
akan ada, bila kausa pruritus tidak terletak di alat sentral.
2.5 Patofisiologi
Prutitus merupakan
sistem kutan yang memprovokasi keinginan untuk
menggaruk dan merupakan gejala yang mendasari banyak gangguan. Merupakan
modifikasi rasa nyeri tapi kurang dapat ditolerir.
Hanya terjadi pada kulit, jaringan mukosa tertentu dan mata.
Daerah yang paling sering sensitif terhadap gatal ialah lubang hidung, hubungan
mukokutaneus, telinga luar, perineum.
Salah satu penyebab pruritus adalah kulit kering,
kadang – kadang akibat mandi yang berlebihan, terutama terlalu banyak busa,
yang pengaruhnya bisa menimbulkan kekeringan.
Penyebab umum dari gatal adalah kulit kering, yang
mengiritasi kulit : plastik kaca fiber, wol, produk tanaman, serangga, reaksi
obat ireaksi psikogenis, penyakit kulit : inflamasi,
dermatitis, penyakit infeksi, penyakit sistemik :
penyakit kandung empedu obstruktif, uremi,
diabetes melitus, neoplasia : penyakit hodgin, leukemia,
limfoma.
Faktor yang menambah intensitas gatal adalah
vasodilatasi, anoksia jaringan dan sirkulasi statis. Pruritus memicu respon
motoris untuk menggaruk. Orang dengan gatal intensif dapat mengupas kulit
tergali sampai ke dalam kulit dengan kuku untuk mengurangi rasa gatal. Orang
dengan gatal yang menyeluruh akan tampak dengan gerakan yang konstan menekuk –
nekukan anggota badan, menggosok – gosok dan menggaruk – garuk.
2.6 Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama
beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi
dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel.
Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat
menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena
penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun
pemakaian yang terlalu sering.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
pruritus sangatbergantungpadapenyebab rasa
gatalitusendiri.Sementarapemeriksaanuntukmencaripenyebab pruritus dilakukan,
terdapatbeberapacarauntukmengatasi rasa gatalsehinggamenimbulkanperasaanlegapadapenderita,
yaitu:
1.
Pengobatantopikal: losion calamine, losion menthol/camphor, pemakaianemmolient yang
teratur, terutamajikakulitkering, kortikosteroidtopikalsedanguntukperiodewaktu
yang pendek, antihistamintopikalsebaiknyatidakdigunakankarenadapatmensensitisasikulitdanmenimbulkanalergi
dermatitis kontak.
2.
Pengobatandenganmedikasi
oral mungkindiperlukan, jika rasa gatalcukupparahdanmenyebabkantidurterganggu:
a.
Aspirin:
efektifpada pruritus yang disebabkanoleh mediator kininatau prostaglandin,
tapidapatmemperburuk rasa gatalpadabeberapapasien.
b.
Doxepin atau
amitriptyline: antidepresantrisiklikdenganantipruritus yang efektif.
Antidepresantetrasiklikdapatmembantu rasa gatal yang lebihparah.
c.
Antihistamin:
antihistamin yang tidakmengandungpenenangmemilikiantipruritus.
Antihistaminpenenangdapatdigunakankarenaefekpenenangnyatersebut.
d.
Thalidomide
terbuktiampuhmengatasiprurigo nodular danbeberapajenis pruritus kronik.
BAB 3
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
1.
Keluhanutama
Biasanyakliendatangketempatpelayanankesehatandengankeluhangatalpadakulitnya,
intensitasgatallebihseringterasapadamalamhari.
2.
Riwayatpenyakitsekarang
Faktor pencetustimbulnya pruritus dapatdisebabkanolehadanyakelainansistemik
internal seperti diabetes melitus, kelainandarahataukanker, penggunaanpreperat
oral seperti aspirin, terapiantibiotik, hormon.Adanyaalergi, barusajaminumobat yang baru,
pergantiankosmetikdapatmenjadifaktor pencetusadanya
pruritus.Tanda–tandainfeksidanbuktilingkungansepertiudara yang panas, kering,
atauseprei/selimut yang menyebabkaniritasi,
harusdikenal.Pruritusdapatterjadipada orang yang
berusialanjutsebagaiakibatdarikulit yang kering.
3.
Riwayatpenyakitdahulu
Pruritus merupakanpenyakit yang hilang/timbul,
sehinggapadariwayatpenyakitdahulusebagianbesarklienpernahmenderitapenyakit yang
samadengankondisi yang dirasasekarang.
4.
Riwayatpenyakitkeluarga
Didugafaktor genetik tidakmempengaruhitimbulnya pruritus.Kecualidalamkeluargaadakelainansistemik
internal yang bersifathereditermungkinjugamengalami pruritus.
5.
Riwayatpsikososial
Rasa gataldapat pula disebabkanolehfaktor psikologikseperti stress yang berlebihandalamkeluargaataulingkungan kerja. Pruritus menimbulkangangguan rasa
nyamandanperubahanintegritaskulit. Rasa gatal yang
hebatakanmenganggupenampilanpasien.
3.2 Diagnosa
Keperawatan
a)
Nyeri (akut)
b/d kerusakan jaringan kulit.
b) Kerusakanintegritaskulit b/d adanyalesi, erosi.
c) Gangguancitratubuh b/d adanyakerusakanintegritaskulit.
d) Resikoterhadapinfeksi b/d adanyalesi.
3.3 Intervensi
Keperawatan
1.
Dx. 1 : Nyeri (akut) b/d kerusakan jaringan kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan masalah nyeri (akut) dapat teratasi.
KH :
ü Skalanyeri k/ 0 – 1
ü Nyeri k/
berkurangatauhilang
ü K/ dapat melakukan
tindakan relaksasi atau distraksi.
Intervensi
Mandiri :
1)
Kaji keluhan
nyeri, perhatikan karkteristik, lokasi dan intensitas (skala 0 – 10).
R/ : Mengevaluasi
nyeri klien.
2)
Berikan
klien lingkungan yang tenang dan nyaman.
R/ : Meningkatkan
kenyamanan.
3)
Anjurkan
klien untuk melakukan tindakan relakasi seperti latihan tarik napas dalam.
R/ :
Mengurangi rasa nyeri.
4)
Anjurkan
klien untuk melakukan tindakan distraksi seperti membayangkan hal – hal yang
menyenangkan.
R/ :
Mengalihkan rasa nyeri klien.
Kolaborasi :
5) Berikan
terapi obat analgesik sesuai anjuran dokter.
R/ :
Analgesik dapat mengurangi nyeri.
2.
Dx. 2 : Kerusakanintegritaskulit b/d adanyalesi, erosi.
Tujuan :Setelahdilakukantindakankeperawatanselama …x 24 jam
diharapkanmasalahkerusakanintegritaskulitdapatteratasi.
KH :
ü Lesipulih
ü Integritaskulitkembali normal
ü Kulitbersihdanbebasdarilesidanerosi.
Intervensi
Mandiri :
1)
Kajitentanglesi, bentuk, ukuran, danjenislesi.
R/ :Evaluasikeadaankulit.
2)
Anjurkan k/ untukbanyakistirahat.
R/ :Mengurangiterjadinyainfeksilebihlanjut.
3)
Pertahankankebersihandankekeringankulit.
R/ :Mempertahankanintegritaskulit.
4)
Lakukanperawatankulitsetiaphari.
R/ :Mencegahterjadinyainfeksilebihlanjut.
Kolaborasi :
5)
Berikanterapiobatsalepantibiotik.
R/ :Mencegahterjadinyainfeksiluas.
3.
Dx. 3 :Gangguancitratubuh
b/d adanyakerusakanintegritaskulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan masalah gangguan citra tubuh dengan
HDR dapat teratasi.
KH :
ü Meningkatkan
citra tubuh.
ü Mengungkapkan
perasaan dan masalah yang dialami klien.
ü Secara aktif
ikut serta dalam perawatan dirinya.
ü Menggunakan
keterampilan koping yang positif dalam mengatasi citra tubuh.
Intervensi
Mandiri :
1)
Anjurkan
untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya.
R/ :
Mengetahui perasaan klien terhadap masalah yang dihadapi.
2)
Beri
lingkungan yang mendukung.
R/ :
Meningkatkan kenyamanan klien
3)
Bantu klien
untuk mengidentifikasi gaya koping yang positif.
R/ :
Menentukan rencana keperawatan yang tepat bagi klien.
4)
Beri harapan
yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan pencapaian.
R/ :
Menentukan rencana keperawatan yang akan dilakukan.
5)
Beri
penghargaan untuk tugas yang dilakukan.
R/ :
Meningatkan kepercayaan diri klien.
6)
Beri
dorongan untuk melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan memerlukan
sosialisasi dengan keluarga serta teman.
R/ :
Meningkatkan ventilasi perasaan.
7)
Beri dorongan
untuk merawat diri sesuai toleransi.
R/ :
Meningkatkan kemampuan perawatan diri secara mandiri.
4.
Dx. 4 :Resikoterhadapinfeksib/d adanyalesi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan masalah resiko tinggi infeksi dapat
teratasi.
KH :
ü Infeksitidakberlanjutmeluas.
ü Mencapai
masa penyembuhan tepat waktu.
Intervensi
Mandiri :
1)
Jelaskantentangpenyakit klien
R/ :Memberikaninformasi yang dibutuhkanklien.
2)
Pertahankan
teknik aseptik dan tehnik cuci tangan yang tepat bagi pasien, pengunjung,
maupun staff.
R/ :
Menurunkan resiko klien terkena infeksi sekunder.
3)
Anjurkan kliendankeluargauntukmemisahkanbarang – barang yang dipakaioleh klien.
R/ :Mencegahterjadinyapenularanpenyakit.
4)
Isolasikan klien.
R/ :Mengurangiterjadinyainfeksikepada orang lain.
BAB 4
KESIMPULAN
4.1
Kritik
Pruritus
(gatal – gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering
dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan
perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor
rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate)
yang hanya ditemukan dalam kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth,
2001 : 1854).
Pruritus
adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus,
kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998).
Pruritus ialah sensasi kulit yang
iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk (Djuandha, Adhi, 1993 :
268).
Diagnosa
yang muncul pada klien dengan pruritus adalah,
sebagai berikut : nyeri (akut)
b/d kerusakan jaringan kulit, kerusakanintegritaskulit b/d adanyalesi, erosi, gangguancitratubuh b/d
adanyakerusakanintegritaskulitdanresikoterhadapinfeksi b/d adanyalesi.
4.2
Saran
Setelah
mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan pruritus diharapkan mahasiswa/i dapat mengerti dan memahami dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan tersebut. Saran dari penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun dalam penyempurnaan
makalah ini.
No comments:
Post a Comment