Thursday, October 8, 2015

makalah tentang pruritus



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pruritus (gatal – gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus, kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998).
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk (Djuandha, Adhi, 1993 : 268).
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Pruritus

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa konsep dari pruritus ?
2.      Bagaimana pengkajian dari pruritus ?
3.      Bagaimana diagnosa dari pruritus ?
4.      Bagaimanakah merencanakan tindakan keperawatan dari pruritus ?
5.      Bagaimanakah melakukan tindakan keperawatan dari pruritus ?
6.      Bagaimanakah melakukan tindakan keperawatan dari pruritus ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
2.      Tujuan khusus
a.       Agar mahasiswa/i mampu memahami konsep dari pruritus
b.      Agar mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian pada klien dengan pruritus.
c.       Agar mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan pruritus.
d.      Agar mahasiswa/i mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan pruritus.
e.       Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan pruritus.
f.       Agar mahasiswa/i dapat melakukan evaluasi pada klien dengan pruritus.








BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Pruritus
Pruritus (gatal – gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus, kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998)
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk (Djuandha, Adhi, 1993 : 268).

2.2 Klasifikasi
1.      Pruritoceptive itch : akibat gangguan yang berasal dari kulit. Misalnya, inflamasi, kering, dan kerusakan kulit.
2.      Neuropathic itch : akibat gangguan pada jalur aferen saraf perifer atau sentral. Misalnya, pada herpes dan tumor.
3.      Neurogenic itch : tidak ada gangguan pada saraf maupun kulit, namun terdapat transmitter yang merangsang gatal. Misalnya, morphin dan penyakit sistemik (ginjal kronis, jaundice).
4.      Psikogenic itch : akibat gangguan psikologi. Misalnya, parasitophobia.

2.3 Etiologi
Pruritus dapatdisebabkanolehberbagaimacamgangguan.Secaraumum, penyebab pruritus dapatdiklasifikasikanmenjadilimagolongan, yaitu:
1.        Pruritus lokal
Pruritus lokaladalah pruritus yang terbataspada area tertentuditubuh.Penyebabnyaberagam, beberapapenyebab pruritus lokal :
Kulitkepala      :Seborrhoeic dermatitis, kuturambut.
Punggung        :Notalgiaparaesthetica.
Lengan                        :Brachioradial pruritus.
Tangan                        :Dermatitis tangan.
2.        Gangguansistemik
Beberapagangguansistemikpenyebab pruritus, yaitu :
a)      Gangguanginjalsepertigagalginjalkronik.
b)      GangguanhatisepertiObstruksibiliarisintrahepatikaatauekstrahepatika.
c)      Endokrin/metabolikseperti diabetes, hipertiroidisme, hipoparatiroidisme, dan myxoedema.
d)     Gangguanpadadarahdefisiensiseng (anemia), polycythaemia, leukimialimfatik, danhodgkin's disease.
3.        Gangguanpadakulit
Penyebab pruritus yang berasaldarigangguankulitsangatberagam.Beberapadiantaranya, yaitu dermatitis kontak, kulitkering, prurigonodularis, urtikaria, psoriasis, dermatitis atopic, folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.
4.        Pajananterhadapfaktor tertentu
Pajanankulitterhadapbeberapafaktor, baikberasaldariluarmaupundalamdapatmenyebabkan pruritus.Faktor yang dimaksudadalah allergen ataubentukiritanlainnya, urtikariafisikal, awuagenic pruritus, serangga, danobat-obatantertentu (topikal maupunsistemik; contoh: opioid, aspirin).
5.        Hormonal
2% dariwanitahamilmenderita pruritus tanpaadanyagangguandermatologik.Pruritus gravidarumdiinduksiolehestrogendanterkadangterdapathubungandengankolestasis.Pruritus terutamaterjadipada trimester ketigakehamilan, dimulaipada abdomen ataubadan, kemudianmenjadigeneralisata.Ada kalanya pruritus disertaidengananoreksi, nausea, danmuntah. Pruritus akanmenghilangsetelahpenderitamelahirkan. Ikteruskolestasistimbulsetelahpenderitamengalami pruritus 2-4 minggu.Ikterusdan pruritus disebabkanolehkarenaterdapatgaramempedu di dalamkulit.Selainitu, pruritus jugamenjadigejalaumumterjadi menopause.Setidaknya 50% orang berumur 70 tahunataulebihmengalami pruritus.Kelainankulit yang menyebabkan pruritus, seperti scabies, pemphigoidnodularis, atau eczema grade rendahperludipertimbangkanselaingangguansistemiksepertikolestasisataupungagalginjal.Padasebagianbesarkasus pruritus spontan, penyebab pruritus padalansiaadalahkekeringankulitakibatpenuaankulit.Pruritus padalansiaberesponbaikterhadappengobatan emollient.



2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi  klinik  pruritus  adalah  tanda – tanda garukan  dan  ekskoriasi. Pada garukan akut dapat timbul urtikaria, sedangkan garukan akut dapat timbul urtika, sedangkan pada garukan kronik dapat timbul perdarahan kutan dan likenifikasi. Garukan dengan kuku menyebabkan ekskoriasi linear pada kulit dan laserasi pada kukunya sendiri. Keringanan perasaan gatal dengan garukan hanya akan ada, bila kausa pruritus tidak terletak di alat sentral.

2.5 Patofisiologi
Prutitus  merupakan  sistem kutan  yang  memprovokasi  keinginan  untuk menggaruk dan merupakan gejala yang mendasari banyak gangguan. Merupakan modifikasi  rasa  nyeri  tapi  kurang  dapat  ditolerir.  Hanya  terjadi  pada  kulit, jaringan mukosa tertentu dan mata. Daerah yang paling sering sensitif terhadap gatal ialah lubang hidung, hubungan mukokutaneus, telinga luar, perineum.
Salah satu penyebab pruritus adalah kulit kering, kadang – kadang akibat mandi yang berlebihan, terutama terlalu banyak busa, yang pengaruhnya bisa menimbulkan kekeringan.
Penyebab umum dari gatal adalah kulit kering, yang mengiritasi kulit : plastik kaca fiber, wol, produk tanaman, serangga, reaksi obat ireaksi psikogenis, penyakit  kulit  :  inflamasi,  dermatitis,  penyakit  infeksi,  penyakit  sistemik : penyakit  kandung  empedu  obstruktif,  uremi,  diabetes  melitus,  neoplasia  : penyakit hodgin, leukemia, limfoma.
Faktor yang menambah intensitas gatal adalah vasodilatasi, anoksia jaringan dan sirkulasi statis. Pruritus memicu respon motoris untuk menggaruk. Orang dengan gatal intensif dapat mengupas kulit tergali sampai ke dalam kulit dengan kuku untuk mengurangi rasa gatal. Orang dengan gatal yang menyeluruh akan tampak dengan gerakan yang konstan menekuk – nekukan anggota badan, menggosok – gosok dan menggaruk – garuk.

2.6 Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering.

2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pruritus sangatbergantungpadapenyebab rasa gatalitusendiri.Sementarapemeriksaanuntukmencaripenyebab pruritus dilakukan, terdapatbeberapacarauntukmengatasi rasa gatalsehinggamenimbulkanperasaanlegapadapenderita, yaitu:
1.      Pengobatantopikal: losion calamine, losion menthol/camphor, pemakaianemmolient yang teratur, terutamajikakulitkering, kortikosteroidtopikalsedanguntukperiodewaktu yang pendek, antihistamintopikalsebaiknyatidakdigunakankarenadapatmensensitisasikulitdanmenimbulkanalergi dermatitis kontak.
2.      Pengobatandenganmedikasi oral mungkindiperlukan, jika rasa gatalcukupparahdanmenyebabkantidurterganggu:
a.       Aspirin: efektifpada pruritus yang disebabkanoleh mediator kininatau prostaglandin, tapidapatmemperburuk rasa gatalpadabeberapapasien.
b.      Doxepin atau amitriptyline: antidepresantrisiklikdenganantipruritus yang efektif. Antidepresantetrasiklikdapatmembantu rasa gatal yang lebihparah.
c.       Antihistamin: antihistamin yang tidakmengandungpenenangmemilikiantipruritus. Antihistaminpenenangdapatdigunakankarenaefekpenenangnyatersebut.
d.      Thalidomide terbuktiampuhmengatasiprurigo nodular danbeberapajenis pruritus kronik.













BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1.      Keluhanutama
Biasanyakliendatangketempatpelayanankesehatandengankeluhangatalpadakulitnya, intensitasgatallebihseringterasapadamalamhari.
2.      Riwayatpenyakitsekarang
Faktor pencetustimbulnya pruritus dapatdisebabkanolehadanyakelainansistemik internal seperti diabetes melitus, kelainandarahataukanker, penggunaanpreperat oral seperti aspirin, terapiantibiotik, hormon.Adanyaalergi, barusajaminumobat yang baru, pergantiankosmetikdapatmenjadifaktor pencetusadanya pruritus.Tanda–tandainfeksidanbuktilingkungansepertiudara yang panas, kering, atauseprei/selimut yang menyebabkaniritasi, harusdikenal.Pruritusdapatterjadipada orang yang berusialanjutsebagaiakibatdarikulit yang kering.
3.      Riwayatpenyakitdahulu
Pruritus merupakanpenyakit yang hilang/timbul, sehinggapadariwayatpenyakitdahulusebagianbesarklienpernahmenderitapenyakit yang samadengankondisi yang dirasasekarang.
4.      Riwayatpenyakitkeluarga
Didugafaktor genetik tidakmempengaruhitimbulnya pruritus.Kecualidalamkeluargaadakelainansistemik internal yang bersifathereditermungkinjugamengalami pruritus.
5.      Riwayatpsikososial
Rasa gataldapat pula disebabkanolehfaktor psikologikseperti stress yang berlebihandalamkeluargaataulingkungan kerja. Pruritus menimbulkangangguan rasa nyamandanperubahanintegritaskulit. Rasa gatal yang hebatakanmenganggupenampilanpasien.

3.2 Diagnosa Keperawatan
      a)      Nyeri (akut) b/d kerusakan jaringan kulit.
b)      Kerusakanintegritaskulit b/d adanyalesi, erosi.
c)      Gangguancitratubuh b/d adanyakerusakanintegritaskulit.
d)     Resikoterhadapinfeksi b/d adanyalesi.

3.3 Intervensi Keperawatan
1.                  Dx. 1 : Nyeri (akut) b/d kerusakan jaringan kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan masalah nyeri (akut) dapat teratasi.
KH :
ü  Skalanyeri k/ 0 – 1
ü  Nyeri k/ berkurangatauhilang
ü  K/ dapat melakukan tindakan relaksasi atau distraksi.
Intervensi
Mandiri :
1)      Kaji keluhan nyeri, perhatikan karkteristik, lokasi dan intensitas (skala 0 – 10).
R/ : Mengevaluasi nyeri klien.
2)      Berikan klien lingkungan yang tenang dan nyaman.
R/ : Meningkatkan kenyamanan.
3)      Anjurkan klien untuk melakukan tindakan relakasi seperti latihan tarik napas dalam.
R/ : Mengurangi rasa nyeri.
4)      Anjurkan klien untuk melakukan tindakan distraksi seperti membayangkan hal – hal yang menyenangkan.
R/ : Mengalihkan rasa nyeri klien.
Kolaborasi :
5)     Berikan terapi obat analgesik sesuai anjuran dokter.
R/ : Analgesik dapat mengurangi nyeri.

2.                  Dx. 2 : Kerusakanintegritaskulit b/d adanyalesi, erosi.
Tujuan :Setelahdilakukantindakankeperawatanselama …x 24 jam diharapkanmasalahkerusakanintegritaskulitdapatteratasi.
KH :
ü  Lesipulih
ü  Integritaskulitkembali normal
ü  Kulitbersihdanbebasdarilesidanerosi.
Intervensi
Mandiri :
1)      Kajitentanglesi, bentuk, ukuran, danjenislesi.
R/ :Evaluasikeadaankulit.
2)      Anjurkan k/ untukbanyakistirahat.
R/ :Mengurangiterjadinyainfeksilebihlanjut.
3)      Pertahankankebersihandankekeringankulit.
R/ :Mempertahankanintegritaskulit.
4)      Lakukanperawatankulitsetiaphari.
R/ :Mencegahterjadinyainfeksilebihlanjut.
Kolaborasi :
5)      Berikanterapiobatsalepantibiotik.
R/ :Mencegahterjadinyainfeksiluas.

3.                  Dx. 3 :Gangguancitratubuh b/d adanyakerusakanintegritaskulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan masalah gangguan citra tubuh dengan HDR dapat teratasi.
KH :
ü  Meningkatkan citra tubuh.
ü  Mengungkapkan perasaan dan masalah yang dialami klien.
ü  Secara aktif ikut serta dalam perawatan dirinya.
ü  Menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi citra tubuh.
Intervensi
Mandiri :
1)      Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya.
R/ : Mengetahui perasaan klien terhadap masalah yang dihadapi.
2)      Beri lingkungan yang mendukung.
R/ : Meningkatkan kenyamanan klien
3)      Bantu klien untuk mengidentifikasi gaya koping yang positif.
R/ : Menentukan rencana keperawatan yang tepat bagi klien.
4)      Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan pencapaian.
R/ : Menentukan rencana keperawatan yang akan dilakukan.
5)      Beri penghargaan untuk tugas yang dilakukan.
R/ : Meningatkan kepercayaan diri klien.
6)      Beri dorongan untuk melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan memerlukan sosialisasi dengan keluarga serta teman.
R/ : Meningkatkan ventilasi perasaan.
7)      Beri dorongan untuk merawat diri sesuai toleransi.
R/ : Meningkatkan kemampuan perawatan diri secara mandiri.

4.                  Dx. 4 :Resikoterhadapinfeksib/d adanyalesi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan masalah resiko tinggi infeksi dapat teratasi.
KH :
ü  Infeksitidakberlanjutmeluas.
ü  Mencapai masa penyembuhan tepat waktu.
Intervensi
Mandiri :
1)      Jelaskantentangpenyakit klien
R/ :Memberikaninformasi yang dibutuhkanklien.
2)      Pertahankan teknik aseptik dan tehnik cuci tangan yang tepat bagi pasien, pengunjung, maupun staff.
R/ : Menurunkan resiko klien terkena infeksi sekunder.
3)      Anjurkan kliendankeluargauntukmemisahkanbarang – barang yang dipakaioleh klien.
R/ :Mencegahterjadinyapenularanpenyakit.
4)      Isolasikan klien.
R/ :Mengurangiterjadinyainfeksikepada orang lain.


















BAB 4
KESIMPULAN

4.1                        Kritik
Pruritus (gatal – gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus, kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998).
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk (Djuandha, Adhi, 1993 : 268).
Diagnosa yang muncul pada klien dengan pruritus adalah, sebagai berikut : nyeri (akut) b/d kerusakan jaringan kulit, kerusakanintegritaskulit b/d adanyalesi, erosi, gangguancitratubuh b/d adanyakerusakanintegritaskulitdanresikoterhadapinfeksi b/d adanyalesi.

4.2                        Saran
Setelah mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan pruritus diharapkan mahasiswa/i dapat mengerti dan memahami dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan tersebut. Saran dari penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini.

No comments:

Post a Comment