BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ovarium merupakan
tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan perbesaran sederhana
konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista
ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
Ovarium
jarang sekali menjadi tempat timbulnya penyakit primer,kecuali neoplasma.ini
memang benar, karena karsinoma ovarium menyebabkan kematian (kira-kira 12.000)
yang lebih banyak daripada karsinoma serviks dan korpus uteri secara bersama-sama.
Bukan frekuensinya tetapi letalitasnya yang menyebabkan karsinoma ini demikian
jahat. Banyak dijumpai kista non neoplasma, tetapi pada umumnya bukan merupakan
masalah yang serius. Radang primer ovarium merupakan sesuatu yang jarang,
tetapi salpingitis pada tuba seringkali menimbulkan reaksi periovarium yang
disebut salpingooforitis. Sebagaimana telah dibicarakan, ovarium sering terkena
secara sekunder pada endometriosis. Hanya kista non-neoplasma dan neoplassma
yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
pada makalah ini adalah :
1) Definisi dari kista ovarium
2) Klasifikasi kista ovarium
3) Penyebab dari kista ovarium
4) Patofisiologi
5) Manifestasi kista ovarium
6) Pemeriksaan penunjang
7) Komplikasi kista ovarium
8) Proses penyembuhan luka
1.3
Tujuan
1.
Bagi penulis
Dapat menambah wawasan asuhan keperawatan dengan kista
ovarium
2.
Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang
kista ovarium
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Defini
Kista
Ovarium merupakan jenis kista yang mengarah pada penyakit neoplasma yaitu
penyakit yang mengarah pada keganasan atau cenderug pada tumor. Kista adalah
kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana
saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang
kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair
(Soemadi, 2006).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel
yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)
2.2 Klasifikasi Kista Ovarium
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2,
yaitu :
A.
Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak
seimbangan hormon esterogen dan progresterone
1)
Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal
dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks
2)
Kista fungsional
3)
Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang
menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di
antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari
12 tahun. Kista ini
berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia foliculi. Setiap
bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati ,disertai kematian ovum disusul
dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa ini tampaknya sebagai
kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan yang
banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan klinis. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga
kista, sehingga terjadi suatu haematoma folikuler.
4)
Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya
sekresi progesterone setelah ovulasi. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu
terjadi pada masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya,
terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna
kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi reabsorpsi dari unsur-unsur
darah, sehingga akhirnya tinggalah cairan yang jernih atau sedikit bercampur
darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam
lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam
dalam jaringan-jaringan perut.
5)
Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya
kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
6)
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan
kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
B. Kista
neoplasma
1)
Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista
deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam
kista
2)
Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum
pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan
elemen yang lain . Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang
terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai bentuk
bulat, ovoid atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna
putih atau putih kebiru-biruan.
3)
Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel
permukaan ovarium (Germinal ovarium). Jenis ini lebih sering terjadi bila
dibandingkan dengan mucinosum, tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali.
Dinding luarnya dapat menyerupai kista mucinosum. Pada umumnya kista ini
berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephitelium).
4)
Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak
ada hubungannya dengan endometroid
5)
Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui
proses patogenesis
2.3 Etiologi
Kista ovarium merupakan jenis yang
paling sering terjadi terutama yang
bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu
ditemukan pula jenis yang merupakan neoplasma.
Kista ovarium terbentuk oleh
beberapa sebab. penyebab inilah yang membentuk tipe dari kista. diantara
beberapa kista ovarium, tipe ovarium merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium
yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu cairan yang normal terdapat dalam
ovarium. pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka
saat siklusmentruasi untuk melepaskan sel telur. Namun beberapa kasus folikel
ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan
menjadi kista. cairan yang mengisi kista adalah darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi dari pembuluh darah kecil ovarium.
2.4 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan
membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan
siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit
mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses
ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa
folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista
tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari
proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat
bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis
sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari
epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis
kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.Endometrioma
adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Ovarium merupakan
tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan perbesaran sederhana
konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista
ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
Kista
dermoid adalah tumor yang diduga timbul dari bagian ovum
yang normalnya menghilang saat maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi dan
terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi. Kista ini tumbuh
dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea
kental, berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit. Rambut, gigi, tulang,
dan banyak jaringan lainnya ditemukan dalam keadaan rudimenter pada kista ini.
Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi. Banyak tipe
lainnya dapat terjadi dan pengobatannya tergantung tipenya.
Pasien dapat melaporkan atau tidak
melaporkan nyeri abdomen akut atau kronis. Gejala-gejala tentang ruptur kista
menstimulasi berbagai kegawatdaruratan abdomen akut, seperti apendisitis atau kehamilan
ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengakakan abdomen dan
menekan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan kista ovarium yang besar
biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran leber kista
kurang dari 5cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda
yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakn utuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista. Sekitar 98% lesi yang terjadi pada wanita yang beusia 29
tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun,hanya 50% yang
jinak.
Perawatan pascaopratif setalah
pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan
setelah pembedahan abdomen,dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan
intra-abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besarr biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai
suatu tingkkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
Ovarium
Ovarium jarang sekali menjadi tempat
timbulnya penyakit primer,kecuali neoplasma.ini memang benar, karena karsinoma
ovarium menyebabkan kematian (kira-kira 12.000) yang lebih banyak daripada
karsinoma serviks dan korpus uteri secara bersama-sama. Bukan frekuensinya
tetapi letalitasnya yang menyebabkan karsinoma ini demikian jahat. Banyak
dijumpai kista non neoplasma, tetapi pada umumnya bukan merupakan masalah yang
serius. Radang primer ovarium merupakan sesuatu yang jarang, tetapi salpingitis
pada tuba seringkali menimbulkan reaksi periovarium yang disebut salpingooforitis.
Sebagaimana telah dibicarakan, ovarium sering terkena secara sekunder pada
endometriosis. Hanya kista non-neoplasma dan neoplassma yang memerlukan
perhatian lebih lanjut.
Kista folikel dan luteal dalam ovarium
demikian lazimnya dijumpai, yang hampir merupakan variasi fisiologis.
Kelainan yang tidak berbahaya ini
berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan
segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium. Biasanya kecil, dengan
diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya
penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 sampai 5 cm,
sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit di daerah pelvis. Kista ini
dilapisi oleh sel granulosa atau bila kecil oleh sel luteum, tetapi akibat
tetimbunnya cairan, maka menimbulkan penekanan sehingga terjadi atrofi sel.
Kista yang lebih besar sering hanya memiliki lapisan jaringan stroma yang
tertekan sebagai dinding. Kadang-kadang kista yang biasanya tidak berbahaya ini
mengalami ruptur, menghasilkan perdarahan intraperitonium dan gejala akut
abdomen.
2.5
Manifestasi
klinis
Sebagian
besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.
Meski
demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul
bila anda mempunyai kista ovarium :
1) Perut terasa
penuh, berat, kembung
2)
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air
kecil)
3)
Haid tidak teratur
4)
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat
menyebar ke punggung bawah dan paha.
5)
Nyeri sanggama
6)
Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip
seperti pada saat hamil
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat
dilakukan dengan pemeriksaan:
1)
Ultrasonografi
(USG)
Tindakan ini
tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian
panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran
ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat.
Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut
2)
Laparoskopi
Dengan
laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil
di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau
mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3)
Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4)
Pemeriksaan
fisik dan abdomen
Kista yang
mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan melalui USG karena gambaran
tertentu dapat terlihat . misalnya dinding yang menebal atau tidak beraturan .
jadi pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada kanker dapat diketahui .
2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan kiste ovarii yang besar
biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste
kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda
yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kiste.
Operasi lakukan karena kista itu
bertangkai maka kemungkinan terpuntir dapat terjadi . jika itu terjadi , maka
rasa sakit luar biasa akan muncul sehingga operasi mendadak harus dilakukan. Perawatan
paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen.
Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang
besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat
dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
Pemberian
pada obat kista tergantung pada jenis kista itu sendiri. pada kista
endometriosis yang masih kecil, pengobatan dapat dilakukan. namun, kalau kista
sudah membesar, tetap saja operasi tetap dilakukan. Jadi mau tidak mau operasi
tetap dilakukan karena itu cara terbaik dalam pengobatan kista .
2.8 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista
ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40
tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada
wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai
adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya
ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode
konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih
baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.
2.9 Pencegahan Kista
Untuk mencegah timbulnya kista dengan
menjaga pola hidup sehat. Namun, pencegahan yang dilkakuan juga tergantung pada
jenis kista . ada kista yang dapat dicegah dan ada pula yang tidak. kista yang
berasal dari sisa-sisa sel embrio tidak dapat dicegah karena sudah ada sejak
lahir. timbulnya jenis kista sebenarnya dapat dicegah termasuk pada orang yang
memiliki bakat kista. cara pencegahannya adalah dengan menjalani pola hidup
sehat, seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur.
Proses Penyembuhan Luka
Tanpa memandang bentuk, proses
penyembuhan luka adalah sama dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut
waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan dan waktu granulasi jaringan
Fase-fase penyembuhan luka antara lain :
1)
Fase I
Pada fase
ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang menumpuk
mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka
dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan
jahitan dengan baik.
2)
Fase II
Berlangsung
3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai
kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu
minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen
akan menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase
ini, tergantung pada tempat dan liasanya bedah
3)
Fase III
Kolagen
terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun.
Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada
minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak
menggunakan otot yang terkena.
4)
Fase IV
Berlangsung
beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar luka,
walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila
luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan terjadi
ceruk yang berlapis putih
2.10
WOC
Degenerasi ovarium infeksi
ovarium
Cystoma ovarium
Histerektomi
Kurang
informasi ovorektomi pembatasan anastesi
nutrisi
Kurang Pengetahuan
|
usus
Metabolisme menurun
Diskontinuitas menurun
komplikasi jaringan
absorsi air
Resiko infeksi
|
risiko infeksi
peritonitis
asam laktat
Risiko kostipasi
|
Nyeri
|
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
2.11 Asuhan
Keperawatan dengan Kista Ovarium
Pengkajian
Keperawatan
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan
alamat, serta data penanggung jawab
2) Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti
3) Riwayat
kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada
pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan
muntah.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
6) Riwayat
perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista
ovarium.
7) Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
8) Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan
sampai amenorhea.
9) Pemeriksaan
Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
10) Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
11) Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya
12) Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada
klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan
13) Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
14) Pemeriksaan Penunjang
a.Data laboratorium
b. Pemeriksaan Hb
c. Ultrasonografi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1) Nyeri (akut)
: nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen.
2) Kurang
perawatan diri : personal hygiene berhubungan dengan kelemahan.
3) Resiko
infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap
4) Resiko
konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal.
5) Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan mual muntah,intake nutrisi.
6)
Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita
berhubungan dengan
kurang
informasi.
RENCANA
KEPERAWATAN
1.Nyeri
(akut) : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen.
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
1) Kaji nyeri,
catat lokasi, karakteristik nyeri, beratnya (0-10).
2)
Pertahankan istirahat dengan posisi supinasi
3) Anjurkan
klien untuk mobilisasi dini.
4) Ajarkan
penggunaan manajemen nyeri (teknik relaksasi, distraksi).
5) Berikan
analgetik sesuai indikasi.
2.Kurang
perawatan diri: personal hygiene berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : klien dapat memenuhi kebutuhan personal
hygiene secara
mandiri.
Intervensi :
1) Kaji derajat
ketidakmampuan klien dalam melakukan kegiatan.
2)
Motivasi klien untuk melakukan kegiatan kebersihan
diri sesuai
3)
Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan seperti : makan,
mandi,
3.Resiko
infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap
pembedahan
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Intervensi :
1) Awasi tanda
– tanda vital
2) Lakukan
pencucian tangan dengan baik dan perawatan luka aseptik.
3)
Lihat insisi dan balutan.
4)
Berikan informasi yang tepat,jujur pada pasien dan
orang terdekatnya.
5)
Berikan antibiotik sesuai indikasi.
6)
Bantu irigasi dan drainase bila diperlukan.
4.Resiko
konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal.
Tujuan : tidak terjadi konstipasi.
Intervensi
1) Auskultasi
bising usus
2) Bantu pasien
untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.
3) Dorong
pemasukan cairan adekuat,termasuk sari buah, bila
pemasukan
peroral dimulai.
4) Berikan
rendam duduk.
5) Batasi
pemasukan oral sesuai indikasi.
6) Berikan
obat, contoh pelunak feses,minyak mineral, laksatif sesuai
indikasi.
5.Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan mual muntah,intake nutrisi.
Intervensi :
1) Tinjau
faktor – faktor individual yang mempengaruhi kemampuan
untuk
mencerna / makan makanan, missal : status puasa, mual,
ileus
paralitik setelah selang dilepaskan
2) Timbang
berat badan sesuai indikasi. Catat masukan dan Pengeluaran.
3) Auskultasi
bising usus
4)
Berikan cairan 1V, misalnya : albumin, lipid,
elektrolit. Suplemen
5) Berikan obat
– obatan sesuai indikasi : antiematik,missal proklorpromazin.
6.Kurang
pengetahuan tentang penyakit yang diderita berhubungan dengan
kurang
informasi.
Tujuan : klien dapat mendapat informasi yang benar.
Intervensi
1) Kaji
pengetahuan klien tentang penyakit yang diderita
2) Berikan
informasi tentang penyakit yang diderita dengan bahasa
3) yang jelas
dan mudah dimengerti.
4) Dorong
partisipasi keluarga dalam perawatan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kista adalah kantong berisi cairan,
kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya
bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang
kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair
(Soemadi, 2006).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel
yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang kista ovarium . Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan oleh karena itu Kami mohon saran yang membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Betway Casino – Welcome Bonus of 200 Free Spins
ReplyDeleteBetway is one of the best names gri-go.com when it comes to online poormansguidetocasinogambling.com casino in the world. worrione Their games are varied, https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ generous, 토토 사이트 and generous with